Ulama memiliki posisi sentral dalam sejarah Nusantara, baik sebagai pendidik, pemimpin spiritual, maupun pejuang bangsa. Mereka tidak hanya berperan dalam menyebarkan agama Islam, tetapi juga dalam membangun moral, budaya, dan kebangsaan. Keteladanan para ulama Nusantara menjadi warisan berharga yang relevan untuk membentuk karakter bangsa Indonesia masa kini.
Para ulama Nusantara dikenal sebagai sosok yang tekun menuntut ilmu. Sebut saja Syekh Nawawi al-Bantani, seorang ulama asal Banten yang menjadi guru besar di Mekkah pada abad ke-19. Karya-karyanya, seperti Tafsir Munir dan Nihayatuz Zain, digunakan di pesantren hingga kini. Keteladanan beliau menunjukkan pentingnya keilmuan sebagai landasan moral dan sosial masyarakat.
Banyak ulama Nusantara yang terlibat langsung dalam perjuangan melawan penjajahan. Pangeran Diponegoro, meskipun dikenal sebagai bangsawan, juga seorang ulama yang memimpin Perang Jawa (1825–1830) dengan semangat jihad melawan kolonialisme. Demikian pula ulama Aceh seperti Teungku Chik di Tiro, yang gigih melawan Belanda dengan landasan iman. Keteladanan mereka mengajarkan keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air.
KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, menekankan pentingnya akhlak dalam kehidupan beragama. Beliau mengajarkan bahwa ilmu tanpa akhlak akan kehilangan keberkahan. Sementara itu, KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, menunjukkan keteladanan dalam kepemimpinan yang visioner, menggabungkan semangat modernisasi dengan nilai-nilai Islam. Keduanya memberi teladan bahwa kepemimpinan harus didasari keikhlasan, visi yang jelas, dan kepedulian terhadap umat.
Keteladanan para ulama Nusantara tetap relevan di era modern. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, generasi muda dapat meneladani semangat keilmuan, perjuangan, dan akhlak mulia dari para ulama. Hal ini sejalan dengan kebutuhan bangsa akan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan berintegritas.
Ulama Nusantara telah mewariskan teladan yang sangat berharga: ketekunan dalam menuntut ilmu, keberanian dalam perjuangan, serta keikhlasan dalam kepemimpinan dan akhlak. Dengan meneladani mereka, bangsa Indonesia dapat menjaga identitas moral dan spiritual sekaligus menghadapi tantangan zaman dengan penuh kebijaksanaan.